Bagaimana Sejarah Kemeja dan Perkembangannya

Kemeja yang sering kita pakai dalam acara tertentu ternyata memiliki sejarah panjang yang patut diketahui. Baca selengkapnya!

5/1/20254 min read

white and black polka dot textile
white and black polka dot textile

Kemeja yang sering kita pakai dalam acara tertentu ternyata memiliki sejarah panjang yang patut diketahui. Dengan variasi gaya, hingga kini kita kenal merupakan pakaian berkerah yang seringkali digunakan dalam kegiatan formal. Apakah kamu sudah mengetahui tentang asal usul dan sejarah dari kemeja? jika belum, yuk simak artikel berikut!

Sejarah Kemeja

Mengutip dari Wikipedia, Kemeja atau kamisa (dari bahasa Portugis: camisa) atau kelambi (dari bahasa Jawa) adalah salah satu jenis baju atau atasan yang terutama digunakan untuk pria. Pakaian ini menutupi tangan, bahu, dada sampai ke perut, dengan menggunakan kerah, manset, serta pembukaan vertikal penuh dengan kancing. Biasanya kemeja dikenakan dengan dasi di bawah kerah kemeja.

Kemeja umumnya terbuat dari kain tenun, seperti katun, linen, dan sebagainya. Dalam bahasa Inggris British, kemeja sering disebut "kemeja formal", adapun dalam bahasa Inggris Amerika, lebih dikenal "kemeja tuksedo", yang merupakan pakaian formal dengan dilengkapi dasi hitam dan putih.

Sejarah kemeja sangat panjang dan melibatkan berbagai budaya serta evolusi fungsi dan gaya. Berikut adalah garis besar perkembangannya:

Zaman Kuno (500 SM)

Konsep pakaian mirip kemeja dapat ditelusuri hingga zaman kuno. Di Mesir kuno, misalnya, pria dan wanita mengenakan pakaian linen sederhana dengan serat rami yang disebut "kain" atau "tunik". Pakaian ini longgar dan berfungsi sebagai lapisan dasar untuk melindungi tubuh dari panas. Contoh kemeja ini ditemukan di makam Dinasti Pertama di Tarkan, Mesir di tahun 1913. Di Roma kuno, pria mengenakan "tunica," yang juga merupakan pakaian dasar berbentuk seperti tunik.

Abad Pertengahan (1500 M)

Pada Abad Pertengahan di Eropa, kemeja (saat itu lebih dikenal sebagai chemise) menjadi pakaian dalam. Pakaian dalaman tersebut menjadi penghalang antara tubuh dengan pakaian luar yang tidak pernah dicuci. Hal tersebut dikarenakan sulitnya mencuci pakaian luar yang terbuat dari bulu atau kulit binatang.

Terbuat dari linen, kemeja dikenakan langsung di kulit dan berfungsi untuk melindungi pakaian luar dari keringat dan kotoran tubuh. Kemeja pada masa ini cenderung sederhana, longgar, dan tanpa kerah yang jelas. Hanya bagian kecil leher dan pergelangan tangan yang mungkin terlihat di bawah pakaian luar. Pada saat itu, kemeja juga dilihat sebatai simbol status karena biaya pembuatannya, serta mempunyai nilai yang sangat tinggi dan tidak jarang digunakan sebagai mas kawin untuk pengganti uang tunai.

Abad ke-16 hingga ke-18

Seiring berjalannya waktu, kemeja mulai menunjukkan perubahannya. Pada abad ke-16, kerah dan manset mulai menjadi elemen yang lebih menonjol. Renda dan hiasan lainnya juga mulai ditambahkan, terutama bagi kaum bangsawan dan orang kaya.

Pada abad ke-18, kemeja mulai terlihat sebagai bagian dari pakaian luar, terutama untuk pria. Hiasan yang panjang di leher atau jabot menjadi mode masa itu. Kemeja dengan kerah berenda yang rumit menjadi simbol status. Di abad ketujuh belas, pria lebih leluasa untuk menunjukkan kemeja tanpa baju luaran, meskipun hal tersebut berbau erotis sama halnya seperti menunjukkan pakaian dalam.

Abad ke-19

Abad ke-19 menjadi titik balik penting bagi perkembangan kemeja modern. Industrialisasi dan penemuan mesin jahit memungkinkan produksi kemeja secara massal dan dengan harga yang lebih terjangkau. Kemeja dengan kancing di bagian depan mulai populer, menggantikan model yang harus ditarik melalui kepala. Kerah yang dapat dilepas juga menjadi tren pada masa ini, memungkinkan kerah dicuci dan dikeraskan secara terpisah. Kemeja putih menjadi standar untuk bisnis dan acara formal.

Memasuki awal tahun 1800-an muncul beragam model baru, salah satunya model mewah yaitu kerah berupa bulu-bulu yang disebut ruff. Di tahun 1827, seorang ibu rumah tangga di New York menemukan kerah yang bisa dilepas pasang. Hal ini bermulai dari ia yang kelelahan membersihkan kotoran dari baju suaminya setiap hari, yang akhirnya ia memutuskan memotong kerah kotornya. Kerah yang dapat dilepas memberi kesan seperti memiliki banyak kemeja.

Di tahun 1860, perempuan Eropa dan Amerika mulai mengenakan Kemeja, dengan desain mirip kemeja Garibaldi. Seorang pejuang kemerdekaan Giuseppe Garibaldi, yang kemudian dipopulerkan oleh Permaisuri Eugenie dari Prancis.

1871 M

Kancing mulai diperkenalkan dalam desain awal kemeja. Penemuan ini dipatenkan oleh perusahaan jahit London, yaitu Brown, Davis, and Co. Penggunaan kemeja putih di masa ini merupakan sebuah gengsi karena biaya pemeliharaan yang cukup tinggi, hingga muncul istilah "pekerja kerah putih".

1900 M

Kemeja bercorak garis-garis dan berwarna mulai diterima, meskipun warna putih masih tetap memiliki gengsi. Kemeja berwarna masih dianggap sebagai kemeja biasa yang diperuntukkan bagi pekerja kelas bawah hingga abad ke 20.

1930 M

Di tahun 1902, model kemeja berkerah yang dapat dilipat mulai muncul dipasaran. Hal ini dibuat untuk mendukung perkembangan dunia modern. Ketika itu pria tidak lagi memiliki waktu untuk menggunakan kerah yang bisa dilepas, sehingga mulai banyak pria yang mengenakan model kemeja yang dapat dilipat kerahnya.

1965

Muncul di awal tahun 1920-an, kantong dada pada kemeja menjadi populer dan fitur umum di tahun 1960-an. keberadaan pemanasan global menyebabkan dihindarinya pemakaian tiga lapis pakaian. Karena fitur rompi ditiadakan, maka keberadaan kantong bermanfaat untuk ruang penyimpanan ekstra.

1977

Di tahun 70an merupakan puncak perkembangan desain di pakaian. Hal ini dipengaruhi oleh budaya dan aturan tradisional. Hal ini ditunjukkan seperti lengan yang sering dilipat, model dengan cetakan tebal sedikit norak, serta kerah yang besar.

Abad ke-20 hingga Sekarang

Pada abad ke-20, kemeja terus berevolusi dalam hal gaya, bahan, dan fungsi. Berbagai jenis kerah, manset, dan potongan (fit) muncul. Kemeja tidak lagi hanya menjadi pakaian formal, tetapi juga menjadi bagian penting dari pakaian kasual dengan berbagai warna, motif, dan bahan seperti katun, poliester, dan campuran. Kemeja wanita juga semakin populer dengan berbagai desain yang mengikuti tren mode.

Photo by Nimble Made (Unsplash)

Apakah anda berencana untuk membuat seragam untuk organisasi atau lembagamu? Hubungi Glif Custom, konveksi di malang yang menerima jasa custom jersey, seragam, PDH/PDL, kaos, hingga sablon totebag. Konsultasikan kebutuhan kamu bersama Glif!

Sumber:

https://id.wikipedia.org/wiki/Kemeja

https://www.galerikonveksi51.com

Glif Custom | Konveksi jersey di Malang

Make Your Life Better with Glif

Pesan seragam impian kamu disini