4 Jenis Bahan Fabric dari Plastik untuk Pakaian Custom
Apakah anda berencana membuat pakaian di konveksi? kenali terlebih dahulu beberapa jenis kain berikut!
INFO
Sebelum mulai membuat custom pakaian sesuai dengan kebutuhan, ada beberapa bahan yang jarang orang ketahui jika terbuat dari plastik. Maka dari itu, sebaiknya kamu mencermati jenis-jenis bahan yang terbuat dari plastik berikut:
1. Poliester
Poliester adalah salah satu jenis kain sintetis yang paling populer dan banyak digunakan di dunia. Bahan ini terbuat dari polimer sintetis bernama polyethylene terephthalate (PET), yang berasal dari minyak bumi. Proses pembuatannya melibatkan reaksi kimia antara asam tereftalat dan etilen glikol. Kenali kekurangan dan kelebihan jenis kain ini:
Kuat dan Tahan Lama: Serat poliester memiliki kekuatan tarik yang tinggi, sehingga kain ini tidak mudah robek atau aus. Pakaian dan produk tekstil dari poliester cenderung lebih awet dibandingkan dengan bahan alami.
Tidak Mudah Kusut: Poliester memiliki ketahanan yang baik terhadap kerutan, menjadikannya pilihan praktis untuk pakaian sehari-hari dan pakaian yang sering dibawa bepergian.
Cepat Kering: Serat poliester tidak menyerap banyak air, sehingga kain ini cepat kering setelah dicuci atau terkena kelembaban. Sifat ini menjadikannya ideal untuk pakaian olahraga dan pakaian luar ruangan.
Tahan Terhadap Bahan Kimia dan Bakteri: Poliester tahan terhadap berbagai bahan kimia, jamur, dan bakteri, sehingga lebih mudah dirawat dan memiliki umur pakai yang lebih panjang.
Harga Relatif Terjangkau: Dibandingkan dengan serat alami seperti sutra atau wol, poliester umumnya memiliki harga yang lebih ekonomis.
Dapat Didaur Ulang: Beberapa jenis poliester, terutama PET, dapat didaur ulang menjadi serat poliester baru, membantu mengurangi limbah plastik.
Kekurangan Poliester:
Kurang Menyerap Keringat: Poliester tidak memiliki kemampuan menyerap keringat sebaik serat alami seperti katun. Hal ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan gerah saat digunakan dalam cuaca panas atau saat beraktivitas fisik intens.
Kurang Nyaman di Kulit: Beberapa orang mungkin merasa poliester kurang lembut dan kurang nyaman di kulit dibandingkan dengan serat alami.
Mudah Terbakar: Poliester mudah terbakar dan dapat meleleh jika terkena panas tinggi.
Potensi Iritasi Kulit: Pada beberapa individu dengan kulit sensitif, poliester dapat menyebabkan iritasi.
Poliester digunakan dalam beberapa hal, dapat kita temukan di beberapa produk seperti kaos, celana, jaket, pakaian olahraga, pakaian renang, sprei, selimut, gorden, taplak meja, karpet, tali, terpal, sabuk pengaman, filter.
2. Nilon
Nilon adalah serat sintetis pertama yang berhasil dikembangkan secara komersial. Ditemukan pada tahun 1935 oleh Wallace Carothers di DuPont, nilon terbuat dari poliamida yang berasal dari minyak bumi. Nylon atau nilon memiliki kekurangan dan kelebihan, diantaranya sebagai berikut:
Sangat Kuat dan Elastis: Nilon memiliki kekuatan tarik yang sangat tinggi dan elastisitas yang baik, menjadikannya tahan terhadap peregangan dan abrasi.
Ringan: Kain nilon relatif ringan, sehingga nyaman digunakan untuk pakaian dan produk lainnya.
Cepat Kering: Seperti poliester, nilon tidak banyak menyerap air dan cepat kering.
Tahan Terhadap Serangga dan Jamur: nilon tahan terhadap serangan serangga, jamur, dan kutu.
Tahan Terhadap Beberapa Bahan Kimia: nilon memiliki ketahanan yang baik terhadap banyak bahan kimia.
Mudah Dicuci dan Dirawat: Kain nilon mudah dicuci dan tidak memerlukan perawatan khusus.
Kekurangan Nilon:
Kurang Menyerap Keringat: Nilon tidak menyerap keringat dengan baik, sehingga bisa terasa panas dan lengket saat digunakan dalam kondisi berkeringat.
Tidak Tahan Terhadap Sinar UV: Paparan sinar ultraviolet dalam jangka panjang dapat menyebabkan nilon menjadi lemah dan warnanya pudar.
Mudah Meleleh: Nilon mudah meleleh jika terkena panas tinggi.
Kurang Ramah Lingkungan: Proses produksi nilon bergantung pada bahan bakar fosil dan menghasilkan limbah yang sulit terurai.
Nilon umumnya digunakan dalam berbagai produk berikut:
Pakaian: Stoking, pakaian dalam, pakaian olahraga, jaket, jas hujan.
Perlengkapan Luar Ruangan: Tenda, tali, parasut, jaring.
Industri: Ban, sabuk pengaman, karpet.
3. Akrilik
Akrilik adalah serat sintetis yang terbuat dari polimer akrilonitril. Serat ini dikembangkan pada pertengahan abad ke-20 dan dikenal karena kemiripannya dengan wol. Adapun kelebihan dan kekurangan akrilik adalah sebagai berikut:
Lembut dan Hangat: Akrilik memiliki tekstur yang lembut dan memberikan kehangatan yang mirip dengan wol, sehingga sering digunakan sebagai alternatif yang lebih terjangkau.
Ringan: Kain akrilik ringan dan nyaman dipakai.
Tahan Terhadap Sinar Matahari: Akrilik memiliki ketahanan yang baik terhadap paparan sinar matahari, sehingga warnanya tidak mudah pudar.
Tahan Terhadap Serangga dan Jamur: Seperti serat sintetis lainnya, akrilik tahan terhadap serangan serangga dan jamur.
Mudah Diwarnai: Akrilik mudah diwarnai dengan berbagai pilihan warna yang cerah dan tahan lama.
Kekurangan Akrilik:
Kurang Menyerap Keringat: Akrilik tidak menyerap kelembaban dengan baik, sehingga bisa terasa pengap saat digunakan dalam cuaca panas.
Mudah Pilling: Kain akrilik cenderung membentuk serat-serat kecil yang menggumpal di permukaan (pilling).
Mudah Terbakar: Akrilik mudah terbakar dan meleleh.
Kurang Tahan Lama Dibandingkan Nilon dan Poliester: Meskipun cukup tahan lama, akrilik umumnya tidak sekuat dan setahan lama nilon atau poliester.
Penggunaan Akrilik:
Akrilik sering digunakan untuk:
Pakaian: Sweater, syal, topi, kaus kaki.
Perlengkapan Rumah Tangga: Selimut, karpet, pelapis sofa.
Kerajinan Tangan: Benang rajut dan sulam.
4. Olefin (Polipropilena dan Polietilena)
Olefin adalah serat sintetis yang terbuat dari polimer olefin, seperti polipropilena atau polietilena. Serat ini dikenal karena kekuatannya, ketahanan terhadap kelembaban, dan bobotnya yang ringan. Olefin memiliki kelebihan sekaligus kekurangan sebagai berikut:
Kuat dan Tahan Lama: Olefin memiliki kekuatan tarik yang baik dan tahan terhadap abrasi.
Tahan Terhadap Kelembaban dan Noda: Serat olefin bersifat hidrofobik, artinya tidak menyerap air dan tahan terhadap noda berbasis air.
Ringan: Kain olefin sangat ringan.
Tahan Terhadap Sinar UV: Olefin memiliki ketahanan yang baik terhadap paparan sinar ultraviolet, sehingga cocok untuk penggunaan luar ruangan.
Tahan Terhadap Bahan Kimia, Jamur, dan Bakteri: Olefin tahan terhadap berbagai bahan kimia, jamur, dan bakteri.
Proses Produksi Lebih Efisien: Dibandingkan dengan beberapa serat sintetis lainnya, produksi olefin membutuhkan lebih sedikit energi.
Kekurangan Olefin:
Kurang Elastis: Olefin cenderung kurang elastis dibandingkan dengan serat sintetis lainnya seperti spandeks.
Rentan Terhadap Panas Tinggi: Olefin memiliki titik leleh yang relatif rendah dan dapat mencair jika terkena panas tinggi.
Kurang Menyerap Air: Meskipun tahan terhadap kelembaban, olefin tidak menyerap air, yang bisa menjadi kekurangan untuk pakaian olahraga.
Tekstur Bisa Kaku: Beberapa jenis kain olefin bisa terasa kaku.
Olefin banyak digunakan untuk karpet, pelapis sofa (terutama untuk luar ruangan), tali, terpal, geotextile.
Berbagai jenis bahan kain yang terbuat dari plastik menawarkan karakteristik dan keunggulan yang berbeda-beda. Pemahaman tentang sifat-sifat kain sintetis ini penting dalam memilih pakaian dan produk tekstil yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi kamu dalam membuat baju ataupun seragam. Meskipun memiliki beberapa kekurangan, kain-kain plastik ini memainkan peran penting dalam industri tekstil modern karena daya tahan, kemudahan perawatan, dan fungsionalitasnya.
Jika kamu sedang mencari penjahit seragam kerja yang dapat diandalkan, profesional, dan menghasilkan seragam kerja berkualitas tinggi, Glif Custom adalah pilihan yang tepat. Percayakan kebutuhan seragam kerjamu kepada penjahit seragam berpengalaman seperti kami dan rasakan perbedaannya. Bersama Glifcustom, tim kamu akan tampil profesional, solid, dan semakin percaya diri dengan seragam kerja yang membanggakan. Hubungi Glif Custom sekarang juga untuk mewujudkan seragam kerja impian mu!
Photo by Shubam Dage (Unsplash)
